KOREA SELATAN
THE BEST FROM ASIAN!!!!
SKUAD LENGKAP
Inilah wakil Asia yang dinilai paling berprestasi sepanjang diadakannya perhelatan Piala Dunia. Tentu saja itu merujuk pada pencapaian Korea Selatan masuk babak semifinal pada Piala Dunia 2002 yang diadakan di Jepang-Korea Selatan. Meski faktor tuan rumah sangat berperan, sejumlah kemenangan gemilang Korea Selatan atas tim-tim dari negara raksasa sepak bola macam Italia, Spanyol, dan Portugal kala itu sempat mengguncangkan dunia.
Korea Selatan adalah juga negara Asia yang tercatat paling banyak lolos ke ajang putaran final Piala Dunia. Sebelum ini, mereka berhasil masuk putaran final Piala Dunia sebanyak enam kali, yaitu pada tahun 1954, 1986, 1990, 1994, 1998, dan 2002. Berarti kehadiran tim negara ini di Jerman adalah keikutsertaan mereka yang ketujuh.
Ditangani Guus Hiddink yang asal Belanda siapa pun sulit melupakan “keajaiban” yang diperlihatkan tim nasional Korea Selatan pada tahun 2002 itu. Memukul Polandia 2-0, bermain imbang 0-0 dengan Amerika Serikat, dan kemenangan tipis 1-0 atas Portugal mengantarkan Korea Selatan untuk pertama kalinya melaju ke babak berikut.
Di babak berikut, kejutan masih berlanjut. Menghantam Italia 2-1, mengungguli Spanyol dalam adu penalti, akhirnya Korea Selatan secara menakjubkan masuk ke babak semifinal. Memang, akhirnya mereka gagal melangkah ke final setelah dijegal Jerman pada pertandingan semifinal dengan skor tipis 1-0. Tapi, apa yang diperlihatkan Korea Selatan itu juga sekaligus dianggap telah mengangkat pamor persepakbolaan kawasan Asia yang selama ini dinilai jauh tertinggal dibanding Eropa dan Amerika.
Sebelum menunjukkan prestasi tingkat dunianya itu, Korea Selatan memang telah lama muncul sebagai salah satu kekuatan sepak bola di Asia. Mereka dua kali menjuarai Piala Asia, yakni di tahun 1956 dan 1960. Kemudian menjuarai Asian Games sebanyak tiga kali, tahun 1970 (bersama Myanmar), 1978 (bersama Korea Utara), dan 1986.
Infrastruktur sepak bola yag solid, penyelenggaraan liga yang profesional, serta penonton sepak bola yang fanatik disebut-sebut sebagai pemicu prestasi Korea Selatan. Liga dalam negeri mereka diselenggarakan secara profesional dengan meniru model liga-liga yang diadakan di negara Eropa. Dari liga itu, mereka banyak menghasilkan pemain berbakat. Sebut saja nama Park Ji-Sung yang kini bermain di Manchester United (sebelumnya di PSV Eindhoven), dan Lee Young-Pyo yang masih bermain untuk PSV Eindhoven, Belanda.
Namun, sejak ditinggalkan Guus Hiddink seusai Piala Dunia 2002, prestasi Korea Selatan sempat menurun. Mereka sempat mengalami beberapa kekalahan yang tidak seharusnya dari tim-tim yang dinilai lebih lemah, misalnya dari Oman dan Vietnam dalam kualifikasi Piala Asia. Malah, mereka sempat terseok dalam babak penyisihan Piala Dunia di tingkat grup Asia saat ditahan imbang oleh Maldives. Akibatnya, pelatih baru mereka, Humberto Coelho, terpaksa mengundurkan diri.
Setelah itu, Korea Selatan mengangkat Jo Bonfrere asal Belanda untuk melatih tim nasional mereka. Barulah, setelah ditangani Bonfrere, prestasi Korea Selatan kembali stabil. Pada Oktober 2005, Bonfrere diganti Dick Advocaat. Kekuatan menakutkan “Setan Merah” ini pulih. Korea Selatan pun lolos ke Piala Dunia di Jerman mendampingi Arab Saudi dari grup kualifikasi setelah meredam Uzbekistan dan Kuwait. Bahkan, dalam pertandingan terakhir mereka memukul Kuwait dengan telak, 4-0.
Perjalanan Menuju Piala Dunia 2006
Korea Selatan adalah juga negara Asia yang tercatat paling banyak lolos ke ajang putaran final Piala Dunia. Sebelum ini, mereka berhasil masuk putaran final Piala Dunia sebanyak enam kali, yaitu pada tahun 1954, 1986, 1990, 1994, 1998, dan 2002. Berarti kehadiran tim negara ini di Jerman adalah keikutsertaan mereka yang ketujuh.
Ditangani Guus Hiddink yang asal Belanda siapa pun sulit melupakan “keajaiban” yang diperlihatkan tim nasional Korea Selatan pada tahun 2002 itu. Memukul Polandia 2-0, bermain imbang 0-0 dengan Amerika Serikat, dan kemenangan tipis 1-0 atas Portugal mengantarkan Korea Selatan untuk pertama kalinya melaju ke babak berikut.
Di babak berikut, kejutan masih berlanjut. Menghantam Italia 2-1, mengungguli Spanyol dalam adu penalti, akhirnya Korea Selatan secara menakjubkan masuk ke babak semifinal. Memang, akhirnya mereka gagal melangkah ke final setelah dijegal Jerman pada pertandingan semifinal dengan skor tipis 1-0. Tapi, apa yang diperlihatkan Korea Selatan itu juga sekaligus dianggap telah mengangkat pamor persepakbolaan kawasan Asia yang selama ini dinilai jauh tertinggal dibanding Eropa dan Amerika.
Sebelum menunjukkan prestasi tingkat dunianya itu, Korea Selatan memang telah lama muncul sebagai salah satu kekuatan sepak bola di Asia. Mereka dua kali menjuarai Piala Asia, yakni di tahun 1956 dan 1960. Kemudian menjuarai Asian Games sebanyak tiga kali, tahun 1970 (bersama Myanmar), 1978 (bersama Korea Utara), dan 1986.
Infrastruktur sepak bola yag solid, penyelenggaraan liga yang profesional, serta penonton sepak bola yang fanatik disebut-sebut sebagai pemicu prestasi Korea Selatan. Liga dalam negeri mereka diselenggarakan secara profesional dengan meniru model liga-liga yang diadakan di negara Eropa. Dari liga itu, mereka banyak menghasilkan pemain berbakat. Sebut saja nama Park Ji-Sung yang kini bermain di Manchester United (sebelumnya di PSV Eindhoven), dan Lee Young-Pyo yang masih bermain untuk PSV Eindhoven, Belanda.
Namun, sejak ditinggalkan Guus Hiddink seusai Piala Dunia 2002, prestasi Korea Selatan sempat menurun. Mereka sempat mengalami beberapa kekalahan yang tidak seharusnya dari tim-tim yang dinilai lebih lemah, misalnya dari Oman dan Vietnam dalam kualifikasi Piala Asia. Malah, mereka sempat terseok dalam babak penyisihan Piala Dunia di tingkat grup Asia saat ditahan imbang oleh Maldives. Akibatnya, pelatih baru mereka, Humberto Coelho, terpaksa mengundurkan diri.
Setelah itu, Korea Selatan mengangkat Jo Bonfrere asal Belanda untuk melatih tim nasional mereka. Barulah, setelah ditangani Bonfrere, prestasi Korea Selatan kembali stabil. Pada Oktober 2005, Bonfrere diganti Dick Advocaat. Kekuatan menakutkan “Setan Merah” ini pulih. Korea Selatan pun lolos ke Piala Dunia di Jerman mendampingi Arab Saudi dari grup kualifikasi setelah meredam Uzbekistan dan Kuwait. Bahkan, dalam pertandingan terakhir mereka memukul Kuwait dengan telak, 4-0.
Perjalanan Menuju Piala Dunia 2006
17-Aug-05 : KOR vs KSA 0:1 (0:1)
8-Jun-05 : KUW vs KOR 0:4 (0:2)
3-Jun-05 : UZB vs KOR 1:1 (0:0)
30-Mar-05 : KOR vs UZB 2:1 (0:0)
25-Mar-05 : KSA vs KOR 2:0 (1:0)
9-Feb-05 : KOR vs KUW 2:0 (1:0)
17-Nov-04 : KOR vs MDV 2:0 (0:0)
13-Oct-04 : LIB vs KOR 1:1 (1:1)
8-Sep-04 : VIE vs KOR 1:2 (0:0)
9-Jun-04 : KOR vs VIE 2:0 (1:0)
31-Mar-04 : MDV vs KOR 0:0
18-Feb-04 : KOR vs LIB 2:0 (1:0)
Kiprah di Piala DuniaKorea Selatan sudah berpartisipasi sebanyak enam kali di putaran final Piala Dunia, yakni pada tahun 1954, 1986, 1990, 1994, 1998, dan 2002. Prestasi terbaik mereka adalah posisi keempat pada Piala Dunia 2002 saat menjadi tuan rumah. Posisi itu mereka dapatkan setelah terpaksa harus mengakui keunggulan Turki 2-3 dalam perebutan tempat ketiga.
Tahun 1954, kala pertama kali tampil di Piala Dunia, Korea Selatan sempat menjadi lumbung gol lawannya. Dihantam Jerman 4-1, mereka lalu dicukur 9-0 dan 7-0 oleh Hongaria dan Turki. Pada 1986, Korea Selatan mampu menahan imbang Bulgaria 1-1, tapi kalah 2-3 dan 1-3 dari Italia dan Argentina. Di tahun 1990, 1994, dan 1998 Korea Selatan juga belum mampu lolos ke babak kedua. Tapi, mereka sanggup menahan imbang Spanyol 2-2 dan Bolivia 0-0 di Amerika Serikat (1994), serta menahan Belgia 1-1 di Prancis (1998).
DemografiNegara: Republik Korea (Korea Selatan)
Kiprah di Piala DuniaKorea Selatan sudah berpartisipasi sebanyak enam kali di putaran final Piala Dunia, yakni pada tahun 1954, 1986, 1990, 1994, 1998, dan 2002. Prestasi terbaik mereka adalah posisi keempat pada Piala Dunia 2002 saat menjadi tuan rumah. Posisi itu mereka dapatkan setelah terpaksa harus mengakui keunggulan Turki 2-3 dalam perebutan tempat ketiga.
Tahun 1954, kala pertama kali tampil di Piala Dunia, Korea Selatan sempat menjadi lumbung gol lawannya. Dihantam Jerman 4-1, mereka lalu dicukur 9-0 dan 7-0 oleh Hongaria dan Turki. Pada 1986, Korea Selatan mampu menahan imbang Bulgaria 1-1, tapi kalah 2-3 dan 1-3 dari Italia dan Argentina. Di tahun 1990, 1994, dan 1998 Korea Selatan juga belum mampu lolos ke babak kedua. Tapi, mereka sanggup menahan imbang Spanyol 2-2 dan Bolivia 0-0 di Amerika Serikat (1994), serta menahan Belgia 1-1 di Prancis (1998).
DemografiNegara: Republik Korea (Korea Selatan)
Nama resmi: Daehanminguk
Ibu kota: Seoul
Kota-kota penting: Busan, Daegu, Incheon, Gwangju, Daejeon, Ulsan
Luas: 99.313 km²
Jumlah penduduk: 48,3 juta jiwa
Pendapatan per kapita: 19.400 dolar AS
Mata uang: Won
Bahasa resmi: Bahasa Korea
Wilayah benua/kontinen: Asia
Tempat tertinggi: Halla-san (1.950 meter)
Negara tetangga: Korea Utara
Laut/Samudra: Laut Timur (Laut Jepang), Laut Kuning
SKUAD LENGKAP
Pelatih: Dick Advocaat
Lee Woon-Jae G
Lee Woon-Jae G
Kim Young-Kwang G
Choi Eun-Sung G
You Kyoung-Youl D
Choi Jun-Chul D
Kim Jin-Kyu D
Kim Young-Chul D
Cho Yong-Hyung D
Choi Sung-Young M
Cho Won-Hee M
Baek Ji-Hoon M
Lee Ho M
Lee Young-Pyo M
Lee Eul-Young M
Kim Jung-Woo M
Park Ji-Sung M
Kim Do-Heon M
Park Chu-Young F
Choi Tae-Uk F
Seol Ki-Hyun F
Lee Chun-Soo F
Cha Doo-Ri F
Chung Kyung-Ho F
Lee Dong-Gook F
Ahn Jung-Hwan F
Keterangan: G=Goalkeeper; D=Defender; M=Midfielder; F=Forward
0 Comments:
Post a Comment
<< Home